
Bank Indonesia (BI) turut berupaya membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional. Salah satunya dengan mendukung fiskal lewat pembelian surat berharga negara (SBN).
“BI juga lanjutkan pembelian SBN pasar perdana sebagai bagian sinergi kebijakan BI pemerintah untuk pendanaan APBN untuk 2021,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (22/7/2021).
Perry menyampaikan, total SBN yang sudah dibeli pemerintah hingga 19 Juli 2021 sebesar Rp 124,1 triliun. Terdiri dari Rp 48,67 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp 75,4 triliun melalui mekanisme lelang tambahan.
“Tambahan dari pasar perdana pada 2021 ini sebagai tambahan dari pembelian pasar perdana yang kami lakukan untuk pendanaan APBN 2020 lalu,” paparnya.
Selain itu, BI juga menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp101,1 triliun. Hal ini terhitung sejak awal Januari 2021 hingga 19 Juli 2021.
Injeksi likuiditas itu dilakukan melalui pembelian SBN dari pasar sekunder, penyediaan likuiditas ke perbankan dengan mekanisme term-repurchase agreement (repo), dan penurunan giro wajib minimum (GWM).
“Dengan ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan sangat longgar,” ungkap Perry dalam konferensi pers, Kamis (22/7).
Sementara, likuiditas perekonomian juga terlihat meningkat. Hal itu terlihat dari jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) yang naik 17 persen dan uang beredar dalam arti luas (M2) naik 11,4 persen.
(sources)
- https://www.cnbcindonesia.com/market/20210722143612-17-262799/bi-sudah-beli-surat-utang-pemerintah-tahun-ini-rp-124-t
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210722163753-78-670954/bi-beli-surat-utang-pemerintah-rp1241-t-sejak-awal-tahun